Selamat Datang

Blog ini hanya sekedar tulisan dari sebagian perjalanan hidup menir ... kl ada yg bermanfaat ya syukur tul g ... kl ad masukan silahkan kirim email ke menir_mappers@ymail.com

Selasa, 25 September 2012

Tahapan BASIS Pendidikan Dasar KSR PMI Kabupaten Bandung

Hari ke 1, tanggal 09 Oktober 2010 Kegiatan basis kedua berjalan dengan lancar, kegiatan basis ini diawali dengan olahraga pagi dari pukul 07.00 wib sampai dengan 07.30 wib terus dilanjutkan dengan kegiatan apel, setelah selesai apel pagi acara dilanjutkan dengan pembacaan tata tertib selama tahapan Basis lalu mulai materi kelas. Materi pertama pada basis kedua ini adalah Manajemen Relawan yang disampaikan oleh bapak Asep Haliwawan, sampai pukul 12.00 wibb. Dari pukul 12.00 sampai 13.00 wibb merupakan waktu istirahat, makan siang dan sholat. Tepat pukul 13.00 wibb materi kelas dilanjutkan dengan materi tentang Pertolongan Pertama (PP) dasar yang disampaikan oleh Hamdani sampai pukul 17.00 wib. Kegiatan hari pertama ditutup pukul 17.30 setelah dari pukul 17.00 wib para Calon Anggola melakukan olahraga sore, semua peserta dipulangkan dan ada enam orang peserta yg ijin menginap, lalu panitia melakukan evaluasi kegiatan dan breafing sebagai pengaturan rencana untuk besok.

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 11 Februari 2012

Planet Ini Sangat Mirip dengan Bumi



Planet ini disebut kandidat terbaik mirip bumi.
Jum'at, 3 Februari 2012, 09:50 WIB
Ita Lismawati F. Malau
Ilustrasi planet (nasa.gov)


VIVANews - Para astronot tak hentinya mencari planet baru yang bisa dihuni manusia. Dan secercah harapan itu muncul saat sekelompok astronot menemukan sebuah planet. Dari penelitian awal, planet ini sangat berpeluang dihuni manusia. Sebab dia mirip bumi.

Dikutip dari laman Dailymail, planet yang terdeteksi lewat teleskop dari bumi itu, berbatu seperti laiknya bumi yang kita huni ini. Selain itu, dia juga mengorbit dengan 'zona hunian' dengan suhu yang cocok untuk keberadaan air di permukaan. Suhu permukaan bisa jadi mirip bumi.

"Planet baru ini kandidat terbaik yang menyediakan air, dan mungkin kehidupan," kata pemimpin penelitian ini, Guillem Anglada-Escudé.

Planet yang terdeteksi teleskop di European Southern Observatory ini memiliki bobot 4,5 kali bumi dan mengorbit pada satu bintang yang disebut GJ 667C dengan jarak 22 tahun cahaya dari bumi. Dalam konteks galaksi, dia tetangga kita.

Dikutip dari laman Telegraph, planet ini mengorbit pada bintangnya dengan periode 28,15 hari, hampir sama dengan bumi kepada matahari. Planet ini dinamai GJ 667Cc.

"Planet ini mengorbit di sistem tiga bintang. Tapi dua lainnya sangat jauh. Tapi, keduanya akan terlihat cantik di langit," kata Steven Vogt, seorang profesor astronomi. Dua bintang lainnya hanyalah bintang kerdil berwarna oranye. Ada tiga planet yang mengorbit dekat bintang ini.

Selain itu, bintang ini memiliki susunan kimia yang berbeda dengan matahari dengan kandungan elemen berberat jenis lebih besar dari helium seperti besi, karbon, dan silikon. Keberadaan planet terbaru ini, menunjukkan bahwa galaksi kita penuh dengan miliaran planet berbatu yang berpotensi untuk dihuni manusia.

"Dengan kemunculan instrumen-instrumen generasi baru, ilmuwan dimampukan untuk meneliti bintang-bintang kerdil dengan planet-planetnya dan akhirnya menemukan tanda-tanda kehidupan di sana," tambah Anglada-Escudé.

GJ 667C sudah diketahui memiliki planet besar dekatnya tapi tidak pernah dipublikasikan. Saking dekatnya dengan bintang, planet itu diduga bersuhu terlalu panas untuk keberadaan air. Studi ini baru saja dimulai untuk mencari parameter orbital planet yang disebut super Bumi ini. Dia mengorbit dengan periode 75 hari.

Tim peneliti kemudian menemukan sinyal jelas mengenai keberadaan planet baru lainnya.

Sebelumnya, Teleskop Kepler menemukan lebih dari seratus planet yang besarnya seukuran Bumi. Penemuan tersebut terjadi pada 2010 setelah Kepler memindai langit untuk menemukan keberadaan planet yang mengorbit bintang.
• VIVAnews

Baca Selengkapnya......

Peneliti Penggali Kutub Selatan Hilang Kontak



Sudah enam hari tak ada kabar dari peneliti yang menggali ke dasar es Antartika.
Sabtu, 4 Februari 2012, 15:04 WIB
Muhammad Firman
Pos penelitian di Antartika (Telegraph)

VIVAnews - Pekan lalu, dunia ilmiah diramaikan dengan kabar gembira bahwa sekelompok peneliti Rusia yang melakukan penggalian pada lapisan es di kutub selatan sudah semakin mendekati bagian bawah lapisan tersebut. Diperkirakan, mereka akan segera bertemu dengan danau bawah es yang sudah 20 juta tahun tak tersentuh cahaya matahari.

Namun, setelah enam hari berselang, peneliti di seluruh dunia mulai khawatir, karena tidak mendapatkan kabar apa pun lewat radio dari para peneliti tersebut. Sebab, nasib mereka tidak diketahui di saat musim dingin Antartika yang mematikan sudah semakin dekat.

“Jika Anda ada di luar ruangan, kondisi sangat dingin. Suhu bisa mencapai minus 30 sampai 40 derajat Celsius,” kata David Pearce, seorang mikrobiolog, dikutip dari FoxNews, Sabtu 4 Februari 2012. “Jika Anda membuka mata, cairan di mata akan mulai membeku. Lubang hidung akan membeku, cairan dalam mulut juga demikian,” ucapnya.

Pearce sendiri mengepalai tim peneliti dari British Antarctic Survey yang melakukan misi yang sama seperti tim Rusia. Bedanya, mereka tidak menggali ke Danau Vostok, melainkan Danau Ellsworth, danau lain di antara 370 buah danau yang ada di bawah lapisan es Antartika. Tetapi, bagi tim Rusia, waktu semakin menipis.

“Mereka harus keluar dari sana pada 6 Februari ini,” kata Pearce. “Jika musim dingin dimulai, dari temperatur yang sudah ekstrem saat ini, suhu masih akan kembali turun hingga 40 derajat Celcius,” ucapnya.



Sebelumnya, tim Rusia sendiri terus berkomunikasi dengan Pearce dan rekan-rekan lain, sesama peneliti ekspedisi Antartika ketiga tersebut. Tim-tim lain juga telah mengamati kemajuan tim Rusia dan saling berbagi catatan selama beberapa hari terakhir.

Namun, saat ini, tidak ada yang mengetahui nasib mereka. “Kami tengah menunggu dengan cemas,” kata Pearce.

Pearce, yang sudah 15 tahun bekerja di Antartika sangat mengetahui kondisi di sana. Vostok merupakan kawasan yang tepat ada di tengah-tengah kutub selatan. Di sana, temperatur Bumi berada di posisi paling rendah yakni sempat mencapai 89,4 derajat Celsius di bawah nol. (art)
• VIVAnews

Baca Selengkapnya......

Google Earth Hapus Penampakan "Atlantis"

Google Earth Hapus Penampakan "Atlantis"
Februari 2009 lalu, terjadi kehebohan, bahwa Google Earth menemukan bekas peradaban kuno.
Senin, 6 Februari 2012, 12:33 WIB
Elin Yunita Kristanti
Gambaran diduga Atlantis di Google Earth (The Sun)

VIVAnews -- Pada Februari 2009 lalu, terjadi kehebohan terkait Atlantis, peradaban maju yang disebut Plato "Timaeus" dan "Critias". Disebut, Google Earth menemukan bekas-bekas peradaban kuno di Samudera Atlantik, tepatnya di Afrika.

Namun, pihak Google membantah spekulasi itu. Menurut mereka, apa yang disangka alur kota tua ternyata efek dari proses pengumpulan data pengukuran dasar laut oleh kapal - dengan menggunakan sonar. Alur garis, yang dikira bekas reruntuhan, adalah bayangan kapal saat proses pengumpulan data.

Gambaran diduga Atlantis di Google Earth

Kini, tiga tahun berselang, Google Earth memutuskan untuk menghapus peta tersebut. Bahkan, Google Ocean -- perpanjangan dari peta Google Earth hanya menampilkan data artefak dari metode sonar yang digunakan para ahli kelautan untuk memetakan dasar laut -- memutuskan untuk memperbarui datanya.

Minggu ini, Google memperbarui aplikasi dengan data terbaru dasar laut dengan data dari Scripps Institution of Oceanography dari University of California, San Diego (UCSD), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan kelompok lainnya.

"Versi asli Google Ocean dalah prototipe peta yang baru dikembangkan, memiliki resolusi tinggi tapi juga mengandung ribuan kesalahan (blunder) terkait dengan data kapal," kata David Sandwell, ahli geofisika dari Scripps, seperti dimuat LiveScience. "Mahasiswa UCSD menghabiskan waktu tiga tahun untuk mengidentifikasi, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan itu."

Para mahasiswa juga memasukkan data baru ke dalam arsip yang digunakan Google untuk membuat peta topografi bawah lautnya.

Para peneliti biasanya membuat peta ini dengan menggunakan metode sonar, atau gelombang suara, yang memantul dari dasar laut, menginformasikan bagaimana bentang dasar laut. Ketika Google menggunakan banyak survei ini secara bersamaan, mereka kadang-kadang tumpang tindih, menciptakan pola atau alur aneh -- yang membangkitkan kecurigaan soal lanskap kota bawah laut, termasuk Atlantis.

Itulah yang terjadi pada 2009 lalu. Alur kotak-kotak di dasar laut membangkitkan rumor Atlantis. Padahal, nyatanya, itu diakibatkan data yang tumpang tindih. Alur mirip kota adalah area laut selebar 161 kilometer, tak proposional untuk ukuran sebuah 'kota kecil'.



Versi terbaru Google Ocean telah menghapus data ini. Menjadi lebih akurat. Program ini memiliki 15 persen peta dasar laut yang diambil dari kapal dengan resolusi 1 kilometer. Versi sebelumnya, hanya memuat 10 persen peta dasar laut menggunakan metode sonar dan data satelit.

Upgrade selanjutnya, yang akan dilakukan dalam tahun ini, akan menggunakan teknik kalkulasi yang dua kali lebih akurat. "Peta Google sekarang setara dengan peta yang digunakan dalam komunitas riset. Membuat program Google Earth jauh lebih berguna sebagai alat untuk perencanaan pelayaran ke daerah-daerah yang belum dipetakan," kata Sandwell. (sj)

Zona Patahan Pitman yang membentang sepanjang Pasifik-Antartika
• VIVAnews


Baca Selengkapnya......

Peneliti Tiba di Dasar Es Kutub Selatan



Misi ke penggalian Antartika di Danau Vostok sendiri sudah dimulai sejak tahun 1998 lalu.
Selasa, 7 Februari 2012, 12:30 WIB
Muhammad Firman, Amal Nur Ngazis
Danau Vostok, danau di bawah lapisan es Antartika. (dailymail.co.uk)

VIVAnews - Sekelompok ilmuwan Rusia di Antartika yang melakukan penggalian ke bagian dasar lapisan es di sana dan sempat kehilangan kontak selama satu minggu, akhirnya memberikan update terbaru terkait upaya yang mereka lakukan.

“Tim kami telah menghentikan penggalian di kedalaman 3.768 meter dan mencapai permukaan dari danau sub-glacial tersebut,” sebut salah satu juru bicara tim peneliti dan dikonfirmasi oleh perwakilan dari Federal Service for Hydrometeorology Rusia.

John Priscu, mikrobiolog dari Montana State University yang juga melakukan penggalian serupa berharap, Vostok dan sejumlah danau subglacial lain yang terkubur di bawah benua es itu menyediakan petunjuk terkait kehidupan ekstrim yang belum pernah diketahui sebelumnya.

“Jika mereka berhasil, upaya mereka akan mengubah cara kita melakukan penelitian di Antartika dan menyediakan pada kita cara pandang yang sama sekali baru terhadap apa yang ada di bawah lapisan es Antartika yang sangat luas tersebut,” kata Priscu, dikutip dari DailyMail, 7 Februari 2012.

Misi ke Danau Vostok sendiri merupakan upaya pertama yang dimulai sejak 1998 untuk mencapai jaringan yang terdiri dari 200-an danau subglacial di Antartika. Seperti diketahui, meski bagian atas danau tersebut merupakan lapisan es yang sangat tebal, tetapi bagian bawahnya tetap cair karena panas yang dikeluarkan oleh inti planet Bumi.



Jika Vostok didapati menampung mikroba, temuan ini akan memberikan dampak signifikan bagi astrobiologi dan upaya pencarian kehidupan di luar Bumi. Seperti diketahui, Europa, bulan milik Jupiter; dan Enceladus, bulan milik Saturnus; memiliki lapisan es tebal yang menyelimuti samudera air di bawahnya--sama seperti Danau Vostok.

Hilangnya kontak komunikasi antara tim penggali ke Danau Vostok – danau yang berukuran kurang lebih sama luas dengan Danau Ontario di Amerika Serikat – dengan rekan-rekan peneliti lain telah memunculkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan karena musim dingin Antartika sudah hampir tiba.

“Tetapi, meski kami tidak mendapatkan kabar dari mereka, kami yakin bahwa mereka tidak berada dalam bahaya,” kata Priscu. “Mereka merupakan ilmuwan yang sangat ahli di bidangnya,” ucapnya. (umi)
• VIVAnews

Baca Selengkapnya......

VIDEO: 'Reuni' Benua-benua Besar

VIDEO: 'Reuni' Benua-benua Besar
Ilmuwan AS, memprediksikan penggabungan lagi benua-benua dalam kurun 50-200 juta tahun.
Jum'at, 10 Februari 2012, 12:40 WIB
Ita Lismawati F. Malau
Pangea, supercontinent yang menjadi asal muasal benua yang ada di Bumi. (geology.rutgers.edu)



VIVAnews - Tiga ratus juta tahun silam, benua-benua di bumi saat ini merupakan satu kesatuan yang disebut Pangaea. Sekelompok ilmuwan AS memperkirakan penggabungan benua-benua ini akan terjadi lagi.

Tim ilmuwan di Universitas Yale, AS, baru-baru ini memprediksikan penggabungan kembali benua-benua di bumi dalam kurun waktu 50-200 juta tahun mendatang. Hal ini dimungkinkan terjadi karena daratan pada dasarnya bergerak secara konstan saat terjadi aktivitas tektonik di suatu bagian permukaan Bumi.

Menurut tim ini, Amerika dan Eurasia diprediksi akan bertubrukan di Kutub Utara. Afrika dan Australia pada akhirnya akan bergabung juga dengan "Benua Super" itu. Menurut laman BBC, kajian tim ilmuwan Yale atas 'reuni' benua-benua itu diungkapkan dalam jurnal ilmiah Nature.

Aktivitas ini membentuk daerah-daerah seperti Mid-Atlantic Ridge--yang menjadi lokasi Islandia--dan wilayah-wilayah seperti yang terlihat di lepas pantai Jepang, di mana satu daratan kecil (pelat) bersinggungan dengan yang lain.

Para peneliti geologi itu yakin bahwa, dalam kurun miliaran tahun, pergesaran pelat-pelat itu secara berkala juga menggerakkan benua-benua dalam waktu bersamaan. Inilah yang memunculkan hipotesis atas terbentuknya sejumlah benua super bernama Nuna 1,8 miliar tahun lalu, Rodinia satu miliar tahun lalu, dan Pangaea 300 juta tahun lalu.

Bagaimana proses pergeseran benua-benua tersebut? Klik tautannya berikut. (umi)
• Sumber : VIVAnews

Baca Selengkapnya......

Proses Penggabungan Benua Asia-Amerika



Ahli dari Universitas Yale menemukan teori baru penggabungan benua, menjadi benua super.
Jum'at, 10 Februari 2012, 13:02 WIB
Elin Yunita Kristanti, Amal Nur Ngazis
Pangea, supercontinent yang menjadi asal muasal benua yang ada di Bumi. (geology.rutgers.edu)

VIVAnews - Di masa lalu, sekitar 250 juta tahun lalu, hanya ada satu benua, yang disebut "Benua Super", Pangaea. Ia lalu terpecah menjadi beberapa benua atau lempeng yang menyebar ke seluruh permukaan Bumi.

Laiknya puzzle, benua-benua yang menyebar itu akan kembali menggaungkan diri, 50 sampai 200 juta tahun mendatang. Salah satunya, Amerika dan Asia, menjadi benua baru bernama Amasia.

Adalah tim ilmuwan Universitas Yale, Amerika Serikat yang meneliti potensi reuni benua-benua itu dalam jurnal sains, Nature.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana proses pembentukan benua super itu? Soal cara penggabungan sudah jadi perdebatan para ilmuwan selama bertahun-tahun.

Sebelumnya ada dua teori yang saling bersaing. Pertama disebut ekstroversion, yang menyatakan Pangaea terpecah menjadi sejumlah benua, seperti Amerika Utara), saling terpisah, dan suatu saat nanti akan membentuki Amasia, di sisi lain dunia. Model lain, yang disebut introversi, memprediksi bahwa akan memperlambat pergeseran, dan akhirnya luruh menjadi benua besar di lokasi yang sama, di mana Pangaea pernah ada.

Baru-baru ini tim ilmuwan dari Universitas Yale, Amerika Serikat menawarkan model baru, tentang bagaimana benua super terbentuk. Dengan mengukur daya magnetis sampel geologi kuno, para ilmuwan berspekulasi bahwa benua super baru "Amasia" tidak terbentuk di katulistiwa, melainkan di sekitar Kutub Utara.

Ahli geologi dari Yale, Ross Mitchell dan koleganya mengumpulkan berbagai sampel geologis dan mengukur orientasi magnetisnya. Untuk mengetahui, bagaimana bebatuan menyelaraskan diri dengan kutub magnet Bumi.

Mineral akan kehilangan kemampuan mereka untuk menyelaraskan dengan magnet Bumi pada suhu tertentu, yang disebut suhu Curie -- sekitar 1.400 derajat Fahrenheit. Namun, ada sejumlah batuan yang terbentuk dalam suhu ekstrem, hingga suhunya turun ke bawah Suhu Curie. Sehingga keberpihakan magnetik menjadi terkunci di tempatnya.

• VIVAnews

Tim Yale juga meneliti sampel batuan kuno, dari berbagai usia. Karena semua batuan akan terorientasi pada kutub bumi, mereka bisa mengaitkan perubahan sejalan dengan gerakan benua. Mereka kemudian menggunakan informasi ini untuk membangun sebuah model baru tentang bagaimana superkontinen terbentuk.

Teori baru, orthoversi menyatakan bahwa benua akan bergerak menuju Kutub Utara, bukan ke arah ekuator atau kembali ke titik awal mereka. Posisi Amasia akan miring 90 derajat dari tempat Pangea dulu berada. Lihat videonya di tautan ini. (Christian Science Monitor, umi)

Baca Selengkapnya......

Rabu, 21 September 2011

Risk Mapping Desa Nagha II Kec. Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari ke 5, Sabtu, Tanggal 20 Agustus 2011
Kegiatan hari kelima melanjutkan Pembuatan Peta Display dan jam 10.00 wita baru selesai dan dilanjutan dengan pemasangan atribut peta seperti : legenda, pembuat peta, arah mata angin dll. Setelah selesai dipasang kami pun beristirhat setelah bergadang.
Setelah makan malam kami melakukan analisa peta dengan dibagi menjadi 5 kelompok dimana kelompok 1 sampai kelompok 4 mengerjakan analisa matriks sedangkan untuk kelompok 5 akan mengerjakan analisa peta. Akhirnya pukul 22.00 wita akhirnya kegiatan analisa sudah selesai dan dilanjutkan dengan membungkus menggunakan plastik. Dan waktunya istirahat karena keseluruhan kegiatan Pemetaan sudah seles






ai.

Baca Selengkapnya......

Risk Mapping Desa Nagha II Kec. Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari ke 4, Jum’at, Tanggal 19 Agustus 2011
Kegiatan hari keempat dimulai briefing singkat dengan SIBAT dan sesuai dengan hasil briefing kemarin malam bahwa tim akan tetap dibagi menjadi 5 diantaranya Tim 1 akan memetakan sungai. Tim 2 akan memetakan gang / jalan desa. Tim 3, 4 dan 5 akan memetakan Perumahan. Semua tim bisa berkumpul di Kantor Desa pukul 17.00 wib.
Hasil Evaluasi :
 Sungai sudah selesai.
 Perumahan sudah selesai.
 Gang / Jalan Desa sudah selesai.


Dan setelah adzan magrib dan makan malam kami akan memulai untuk menggambar Peta, dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk menggambar Peta. Pembuatan peta pertama yang akan dibuat yaitu Peta Overlay (Peta Tumpang Susun) kurang lebih pukul 23.00 WIB Peta Overlay selesai dibuat dan dilanjutkan dengan pembuatan Peta Display (Peta Dinding).

Baca Selengkapnya......

Risk Mapping Desa Nagha II Kec. Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari ke 3, Kamis, Tanggal 18 Agustus 2011
Setelah kemarin libur dan untuk hari ini baru mulai pukul 09.00 wib kegiatan hari ketiga baru bisa dimulai briefing singkat dengan SIBAT dan sesuai dengan hasil briefing kemarin malam bahwa tim akan tetap dibagi menjadi 5 diantaranya Tim 1 akan memetakan batas Desa yang di Pantai dan kalau sudah selesai langsung akan memetakan Sungai. Tim 2 akan memetakan daerah Bahaya, Rentan dan Risiko. Tim 3 akan memetakan Jalur Evakuasi. Tim 4 dan 5 akan memetakan Perumahan. Semua tim bisa berkumpul di Kantor Desa pukul 17.00 wib.


Hasil Evaluasi :
 Batas Daerah Bahaya, Rentan dan Risiko khusunya untuk banjir sudah selesai.
 Perumahan baru 2 lindongan (lingkungan) yang baru selesai.
 Jalur Evakuasi Sudah selesai.
 Batas Desa untuk Pantai sudah selesai.
 Untuk sungai baru 2 sungai yang sudah selesai.
Hasil Briefing untuk besok : Tim akan tetap dibagi menjadi 5 :
 Tim 1 akan memetakan sungai.
 Tim 2 akan memetakan gang / jalan desa.
 Tim 3, 4 dan 5 Perumahan untuk 3 lindongan lagi.

Baca Selengkapnya......

Risk Mapping Desa Nagha II Kec. Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari ke 2, Rabu, Tanggal 17 Agustus 2011
Karena dijadwal libur dulu untuk hari kedua ini, kebetulan semua masyarakat Desa mengikuti upacara dan perlombaan di Kantor Kecamatan Tamako sehingga kita hanya mengolah data saja di rumah.


Hasil Briefimg untuk besok : Tim akan dibagi menjadi 5 :
 Tim 1 akan memetakan batas Desa yang di Pantai dan kalau sudah selesai langsung akan memetakan Sungai.
 Tim 2 akan memetakan daerah Bahaya, Rentan dan Risiko.
 Tim 3 akan memetakan Jalur Evakuasi.
 Tim 4 dan 5 akan memetakan Perumahan.

Baca Selengkapnya......

Risk Mapping Desa Nagha II Kec. Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari ke 1, Selasa, Tanggal 16 Agustus 2011
Pukul 10.00 WIB kegiatan hari pertama dimulai briefing singkat dengan SIBAT meskipun perjanjian kemarin pukul 08.00 Wib dan sesuai dengan hasil briefing kemarin bahwa tim akan dibagi menjadi 5 diantaranya Tim 1 dan 2 akan memetakan batas Desa, Tim 3 akam memetakan Perumahan, Tim 4 akan memetakan Sumber Kehidupan, Tim 5 akan memetakan Kapasitas. Karena saya membawa GPS sendiri jadi saya dan widya memetakan Jalan dan Taing Listrik di Desa Nagha II. Untuk Sumber Kehidupan dan Kapasitas pukul 15.00 Wib sudah selesai dan bisa langsung ditransfer datanya ke Laptop. Sedangkan untuk tim batas Desa dan tim perumahan baru pukul 18.00 WIB tim kembali ke Kantor Desa dan datanya pun langsung ditransfer ke laptop.


Hasil Evaluasi :
 Sumber Kehidupan dan Kapsitas sudah selesai.
 Perumahan baru 1 lindongan (lingkungan) 2 saja dan belum selesai semuanya.
 Jalan dan Tiang Listrik Sudah selesai.
 Batas Desa pengunungan sudah selesai tinggal batas Desa yang dipantainya.
Hasil Briefing untuk besok :
 Karena sesuai jadwal bahwa besok libur dulu karena masyarakat desa akan Upacara dan mengikuti perlombaan agustusan di Kantor Kecamatan Tamako sehingga kami akan melakukan pengolahan data yang sudah didapat saja.

Baca Selengkapnya......

Selasa, 20 September 2011

Risk Mapping Dea Nagha II Kec.Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari Senin, Tanggal 15 Agustus 2011
Setelah merasakan gelombang laut yang lumayan membuat goyang Kapal yang lumayan sangat besar tepat pukul 05.30 Wib akhirnya kami juga sampai di Pelabuhan Tahuna Kepulauan Sangihe. Setelah menunggu mengantri untuk turun dari kapal tepat pukul 06.00 Wib kami pun bisa menginjakan kaki di darat pelabuhan Tahuna, dan kami dijemput oleh Kepala Markas sdr. Vanny dan KSR sdr. Jaya menggunakan mobil Kijang. Dari Pelabuhan kami langsung menuju Desa Nagaha II dan melewati 3 Desa yang lainnya. Kebetulan di Desa Nagha II saya akan Home Stay. Pukul 08.30 Wib akhirnya kami pun sampai di Kantor Desa Nagha II Kec. Tamako, setelah mengambil semua barang di mobil kami pun menuju rumah yang akan dijadikan Home Stay kami selama melakukan Pemetaan yang jaraknya bersebrangan dengan kantor Desa Nagha II. Setelah beristirahat sebentar pukul 09.00 Wib saya langsung melakukan memberikan orientasi tentang pemetaan dan juga penggunaan GPS sampai dengan para Sibat mempraktekan penggunaan GPS disekitar depan kantor Desa Nagha II (KSR Spesialis dan SIBAT mencoba menggunakan GPS yang lebih ditekankan ke penggunaan Mark dan Track). Setelah selesai mencoba penggunaan GPS, kami langsung melakukan pembagian tim dan briefing untuk pemetaan hari pertama. Kurang lebih pukul 13.30 wib setelah selesai orientasi dan briefing di Desa Nagha II kami pun berangkat menuju Kantor Desa Barangkalang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Desa Nagha II, karena merupakan desa yang tetanggaan.
Setelah sampai di Kantor Desa Barangkalang saya langsung melakukan memberikan orientasi tentang pemetaan dan juga penggunaan GPS sampai dengan para Sibat mempraktekan penggunaan GPS disekitar depan kantor Desa Barangkalang seperti di Desa Nagha II (KSR Spesialis dan SIBAT mencoba menggunakan GPS yang lebih ditekankan ke penggunaan Mark dan Track). Setelah selesai mencoba penggunaan GPS, kami langsung melakukan pembagian tim dan briefing untuk pemetaan hari pertama.



Kurang lebih pukul 18.00 wib setelah selesai orientasi dan briefing di Desa Barangkalang, Saya, Korlap Provinsi, Korlap Kabupaten, Akuntan, 3 orang KSR perwakilan Provinsi dan 12 orang KSR Spesialis Sangihe melakukan briefing untuk pembagian tim di dua desa tersebut, dan akhirnya diputuskan untuk saya akan bulak balik antara Desa Nagha II dan Desa Barangkalang, Widya (KSR Perwkilan Propinsi), 1 orang Akuntan dan 6 orang KSR Spesialisasi akan membantu di Desa Nagha II sedangkan untuk Rico dan Prety (Staf dan KSR Perwkilan Propinsi) dan 6 orang KSR Spesialisasi akan membantu di Desa Barangkalang. Setelah selesai saya pun berangkat menuju rumah di Desa Nagha II untuk beristirahat dan menyiapkan peralatan buat besoknya pemetaan.
Hasil Briefing : Tiap Desa akan dibagi menjadi 5 tim. Tim 1 dan 2 akan memetakan batas Desa, Tim 3 akam memetakan Perumahan, Tim 4 akan memetakan Sumber Kehidupan, Tim 5 akan memetakan Kapasitas. Dan mulai pukul 08.00 Wib kita sudah bisa mulai dengan tugasnya masing-masing.

Baca Selengkapnya......

Risk Mapping Desa Nagha II Kec.Tamako Kab. Kepulauan Sangihe SULUT

Hari Minggu, Tanggal 14 Agustus 2011
Pukul 23.00 Wib berangkat dari rumah menggunakan Taxi menuju Pool Bis Primajasa untuk menuju ke Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Tepat pukul 00.30 Wib sesuai dengan jadwal keberangkatan Bis langsung meluncur dari poolnya. Kurang lebih hanya butuh waktu 2,5 jam untuk dapat sampai ke Bandara tepatnya pukul 03.00 Wib sampai di Bandara. Setelah sahur kurang lebih pukul 04.30 Wib bertemu dengan Ibu Dewi untuk briefing tentang Pemetaan yang akan dilakukan di Lobi Bandara skalian menitipkan GPS yang akan digunakan di Sangihe.
Setelah selesai briefing, saya langsung cek in karna jadwal pemberangkatan pesawatnya jam 05.40 Wib. Kurang lebih butuh waktu 4 jam untuk sampai di Bandara Samratulangi Kota Manado. Sesampainya di Bandara Samratulangi saya dijemput Korlap Provinsi sdr. Percy dan KSR Kota Manado sdri. Prrety. Dari Bandara kami menuju tempat pembelian tiket Kapal Laut untuk nanti malam menyebrang ke Kepulauan Sangihe. Setelah membeli tiket lalu kami menuju Markas Provinsi Sulawesi Utara.



Pukul 17.30 Wib kami berangkat menuju Pelabuhan Manado untuk naik Kapal Laut yang akan membwa kami ke Kepulauan Sangihe yang pemberangkatan Kapal jam 18.30 Wib seperti tertera di tiket. Ternyata pukul 20.00 Wib kapalbaru berangkat, lumayan perjalanan yang sangat panjang setelah di pesawat hampir 4 jam di udara sekarang merasakan diatas laut hampir 7 jam dikapal laut, dan menyebrangi lautan yang lumayan besar juga ombaknya. Untungnya kita dapat kamar dan bisa beristirahat dan menikmati malam didalam kamar meskipun harus berpanasria karena tanpa AC sama sekali.

Baca Selengkapnya......

Rabu, 22 Juni 2011

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 7, tanggal 02 Juni 2011



Pukul 09.00 WITA kegiatan hari ketujuh dimulai dengan berangkat dari Markas PMI Kab. Sumbawa Barat menuju Kantor Desa Labuhan Lalar, setelah sampainya di Kantor Desa kami langsung mempresentasikan Peta kepada undangan yang sudah berada di Kantor Desa Labuhan Lalar. Pertama-tama sambutan dari sdr. Abdurrasyid sekaligus membuka acara, lalu dilanjutkan sambutan dari Kepala Desa dan sedikit memberikan gambaran tentang kegiatan Pemetaan yang telah dilakukan oleh PMI, setelah selesai dilanjutkan dengan sambutan dari Delegasi dari Hongkong Red Cross Ibu Giene Iven dan dilanjutkan oleh saya untuk memberikan gambaran tentang peta yang telah dibuat dari mulai tentang Lifeline, Kondisi Perumahan, Letak-letak sumber kehidupan, Kapasitas yang ada, Batas daerah bahaya, rentan dan risiko serta jalur evakuasinya. Pukul 13.00 WITA alhamdulillah akhirnya selesai juga kegiatan presentasinya. Setelah meminta ijin kepada Kepala Desa, Sibat dan masyarakat Desa Labuhan Lalar kami berangkat pulang menuju Lombok Timur.



Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 5, tanggal 31 Mei 2011
Pukul 09.00 WITA kegiatan hari kelima dimulai dengan menyiapkan peralatan dan kebutuhan untuk menggambar skalian menunggu kedatangan Kepala Desa untuk meminta persetujuan beliau tentang peta yang sudah dibuat. Baru setelah makan siang akhirnya Kepala Desa bisa datang dan melihat Peta yang telah dibuat, dan setelah mendapatkan persetujuan beliau langsung kita mulai pembuatan peta Overlay sampai pukul 18.00 WITA akhirnya peta Overlay selesai digambar. Lalu KSR dan SIBAT dibagi menjadi dua tim, yang satu tim membuat Peta Display dan yang tim dua melakukan analisa pemetaan risiko Desa Labuhan Lalar sampai pukul 23.00 WITA baru beres melakukan analisa sedangkan Peta Display pukul 05.00 WITA baru beres.




Hari ke 6, tanggal 01 Juni 2011
Kegiatan hari ke enam setelah beristirahat pukul 10.00 WITA kami melakukan finishing untuk Peta Display dan pukul 15.00 WITA Finishing Peta selesai sampai dengan dibungkus menggunakan plastik, lalu kami membersihkan Kantor Desa karena besoknya akan digunakan untuk mempresentasikan Peta kepada Aparat Desa, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Desa Labuhan Lalar. Pukul 17.00 WITA kami merapat ke Markas PMI Kab. Sumbawa Barat dan beristirahat.


Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 4, tanggal 30 Mei 2011
Pukul 09.00 WITA kegiatan hari keempat dimulai briefing singkat dengan SIBAT tentang hasil yang didapat setelah 3 hari pemetaan di Desa Labuhan Lalar, dan lalu pukul 11.00 Wita dilanjutkan dengan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat peta overlay dan peta Display/Dinding. Rencananya setelah makan siang mau berkordinasi dengan Kapala Desa untuk meminta persetujuannya supaya Peta yang sudah dibuat bisa mulai digambar, tapi karena Kepala Desa lagi berangkat ke Mataram jadi kita harus menunggu beliau dan untuk menggambar Peta pun terpaksa ditunda. Sementara menunggu kedatangan Kepala Desa para Sibat dan KSR menyiapkan gambar-gambar untuk legenda. Samapai menjelang malam kita menunggu Kepala Desa ternyata beliau tidak pulang dan kita berkordinasi kepada Sekertaris Desa untuk bisa meminta persetujuannya supaya Peta bisa digambar tetapi Sekdes ga bisa memutuskan katanya tetap harus menunggu Kepala Desa supaya lebih kuat saja landasan hukumnya dan setelah sepakat kita akan menunggu Kepala Desa akhirnya kita pulang ke Markas PMI Kab. Sumbawa Barat , ada beberapa KSR dan Sibat yang menginap di Kantor Desa untuk menjaga barang-barang dan peralatan.





Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 3, tanggal 29 Mei 2011
Alhamdulillah semua data Sumber Kehidupan, Kapasitas, Jalan dan Gang, Sungai dan batas Dusun selesai di olah. Pukul 09.00 WITA kegiatan hari ke tiga seperti hari kemarin dimulai briefing singkat dengan SIBAT bahwa tim akan tetap
 5 tim akan memetakan batas kebun, sawah dan tambak tiap Dusun.
 1 tim menyelesaikan batas Desa pegunungan yang kemarin belum selesai.
 2 tim memetakan batas Kerentanan dan daerah yang berisiko.
 1 tim memetakan Jalur Evakuasi.
 1 tim memetakan saluaran air bersih untuk digunakan warga.



Pukul 18.00 WITA tim kembali ke semua tim sudah bisa kembali ke Kantor Desa Labuhan Lalar dan seperti kemarin data yang di GPS langsung ditransper ke MapSource, setelah selesai lalu kami pulang ke Markas PMI Kab. Sumbawa Barat.
Sesampainya di Markas PMI Kab. Sumbawa Barat, sama seperti hari kemarin semua tim mengolah data yang sesuai dengan tugasnya masing-masing (5 tim batas kebun, sawah dan tambak, 1 tim Batas Desa, 2 tim batas kerentanan dan daerah yang berisiko, 1 tim memetakan jalur evakuasi dan 1 tim memetakan jalur air bersih).



Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 2, tanggal 28 Mei 2011
Alhamdulillah semua data perumahan dan tiang listrik bisa komplit. Pukul 09.00 WITA kegiatan hari kedua dimulai briefing singkat dengan SIBAT dan sesuai dengan hasil briefing bahwa tim akan dibagi menjadi 10 tim diantaranya :
 5 tim akan memetakan Sumber Kehidupan dan Kapasitas tiap Dusun.
 1 tim menyelesaikan batas Desa pegunungan yang kemarin belum selesai.
 1 tim menyelesaikan batas Desa Pantai yang kemarin belum selesai.
 1 tim memetakan jalan dan gang yang belum selesai.
 1 tim memetakan sungai.
 1 tim memetakan batas Dusun.
Pukul 18.00 WITA tim kembali ke semua tim sudah bisa kembali ke Kantor Desa Labuhan Lalar dan seperti kemarin data yang di GPS langsung ditransper ke MapSource, setelah selesai lalu kami pulang ke Markas PMI Kab. Sumbawa Barat.
Sesampainya di Markas PMI Kab. Labuhan Lalar, sama seperti hari kemarin semua tim mengolah data yang sesuai dengan tugasnya masing-masing (5 tim Perumahan, 2 tim Batas Desa, 1 tim Jalan dan gang, 1 tim Sungai dan 1 tim batas Dusun).

Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Hari ke 1, tanggal 27 Mei 2011


Pukul 09.00 WITA berangkat dari Markas PMI Kab. Sumbawa Barat menuju Desa Labuhan Lalar dengan menggunakan beberapa motor dan mobil program untuk mengangkut peralatan dan personil. Kurang lebih pukul 09.30 WITA kami sampai ke di Kantor Desa Labuhan Lalar lalu dilanjutkan dengan briefing bersama SIBAT dan KSR, sesuai dengan keputusan briefing bahwa tim dibagi menjadi 9 yaitu :
 Tim 1 sampai 5 akan memetakan Perumahan (1 tim memetakan perumahan satu dusun dan di Desa Labuhan Lalar terdapat 5 Dusun).
 Tim 6 dan 7 akan memetakan batas Desa dengan cara dibagi menjadi 2, yang Tim 6 akan memetakan batas Desa Pegunungan dan tim 7 akan memetakan batas Desa Pantai.
 Tim 8 akan memetakan jalan raya.
 Tim 9 akan memetakan Tiang Listrik.

dan satu GPS lagi digunakan untuk memback-up batas Desa Pegunungan. Pukul 11.00 WITA semua tim mulai bergerak sesuai dengan tugasnya masing-masing dan pukul 18.00 WITA semua tim sudah bisa kembali ke Kantor Desa Labuhan Lalar dan data yang di GPS langsung ditransper ke MapSource, setelah selesai lalu kami pulang ke Markas PMI Kab. Sumbawa Barat.
Sesampainya di Markas PMI Kab. Labuhan Lalar, semua tim mengolah data yang sesuai dengan tugasnya masing-masing (5 tim Perumahan, 2 tim Batas Desa, 1 tim Jalan dan 1 tim Tiang listrik).


Baca Selengkapnya......

Mapping @Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat NTB

Tanggal 25 Mei 2011
Pukul 08.00 WIB berangkat menuju Markas Pusat untuk mengambil GPS dan debrief dengan Bpk. Teguh mengenai Pemetaan Risiko di NTB, Pukul 13.30 WIB baru merapat ke Bandara Soe-Tta dan pukul 17.30 WIB Pesawat Take Off menuju Bandara Selaparang di NTB. Sekitar 2 jam perjalanan yang ditempuh dari Jakarta s- NTB. Sesampaiy di Bandara dijemput oleh Korlap (Sahabudy K W) dan Akuntan (Parwita W) dan perjalanan pun dilanjutkan ke Markas Provinsi NTB untuk membawa perlengkapan dan peralatan untuk pemetaan terus langsung merapat ke Markas PMI Lombok Timur untuk menginap supaya besoknya untuk menuju PMI Kab. Sumbawa Barat tidak terlalu jauh. Sesampainya di Markas PMI Kab. Lombok Timur pukul 23.00 WITA kami langsung beristirahat.

Tanggal 26 Mei 2011
Pukul 09.00 WITA berangkat menuju Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur untuk menyebrang ke Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa Barat, perjalanan yang ditempuh hampir 4 jam untuk sampai di Markas PMI Kab. Sumbawa Barat. Sesampainya di Markas PMI Kab. Sumbawa Barat saya beserta Budy, Wita dan 3 orang KSR Lombok beristirahat sejenak sebelum merapat ke Desa Labuhan Lalar untuk memberikan debriefing kepada Sibat tentang pemetaan dan penggunaan GPS.
Pukul 15.00 Wita berangkat dari Markas PMI Kab. Sumbawa Barat menuju Kantor Desa Labuhan Lalar, pukul 15.30 akhirnya kami sampai di Desa Labuhan Lalar sambil menunggu Sibat kami mempersiapkan alat yang mau digunakan untuk Orientasi. Pukul 16.00 Wita debriefing untuk pelaksanaan pemetaan risiko desa program ICBRR/PERTAMA dimulai dengan pembukaan oleh Akuntan lalu dilanjutkan sambutan oleh Korlap Provinsi sdr. Sahabudy Kusuma Wijaya lalu dilanjutkan oleh Fasilitator Menir tentang cara pemetaan risiko yang akan dilakukan besoknya sampai pukul 16.30 WITA terus dilanjutkan dengan mengulang penggunaan GPS oleh fasilitator sampai dengan pukul 18.00 WITA (KSR Spesialis dan SIBAT mencoba menggunakan GPS yang lebih ditekankan ke penggunaan Mark dan Track).

Baca Selengkapnya......